dubidam.id– Sungguh Menakjubkan Dolar Meroket Berkat Hasil Retail Sales yang Ciamik dan Baik. Data penjualan ritel yang menginspirasi dirilis, yang menyebabkan dolar AS naik dan mencapai level tertinggi dalam satu bulan. Ekspektasi para ekonom adalah tekanan inflasi akan tetap tinggi.
Senin malam, Biro Statistik Siaga merilis informasi tentang penjualan ritel, yang naik 3,1 persen (bulan ke bulan) di bulan Januari.
Angka ini melebihi prediksi kenaikan 1 poin 8%, dan tertinggal dari Microsoft sebesar 1 poin 1% pada kuartal sebelumnya. Angka tersebut berhasil meningkatkan pertumbuhan ritel tahunan dari 5 koma 9 persen menjadi 6 koma 4 persen.
Selain itu, melaporkan kenaikan 2,3 persen yang kuat di bulan sebelumnya, jauh melebihi ekspektasi ekonom sebesar 0,8 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi kenaikan inflasi dan suku bunga AS, daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok seperti makanan tetap tinggi.
Data penjualan ritel AS terbaru tampak meyakinkan dan mendukung anggapan bahwa ekonomi kuartal pertama AS lebih kuat dari perkiraan semula.
Dalam sebuah catatan, ekonom CIBC Capital Markets Katherine Judge menyatakan bahwa hal ini menegaskan perlunya suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Tahun ini, Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dua kali, pada bulan Maret dan Mei, menurut ekonom Credit Agricole CIB Nicholas Van Ness. Akibatnya, batas suku bunga akhir diantisipasi meningkat menjadi 5,25%.
Dolar AS Bisa Meroket
Sebelum rilis data retail sales, indeks dolar AS perlahan menguat setelah rilis data inflasi konsumen kemarin menunjukkan kondisi yang suram.
Namun, beberapa analis berpendapat bahwa tekanan inflasi ke depan akan tetap tinggi selama belanja ritel dan tren pasar tenaga kerja berlanjut ke arah yang sama.
Indeks dolar AS melonjak 0,75 persen menjadi 104,06, level tertinggi sejak Januari. Sebagai hasil dari data penjualan ritel AS yang mengesankan, dolar menguat.
Namun, hingga Kamis pagi, dolar telah terkoreksi sekitar 103 poin. Dibandingkan dengan dolar Australia dan Selandia Baru serta pound Inggris, dolar naik lebih dari 1%.
Pasangan EUR/USD saat ini diperdagangkan di 1,0650, dekat ujung bawah kisaran konsolidasi yang telah ditetapkan sejak minggu lalu, dan hanya naik 0,6 persen.